Jumat, 20 Juli 2012

Dihiruk pikuknya perselisihan penentuan puasa Ramadhan di negri kita ini menjadi sebuah fenomena tak asing dan ciri kas muslim di indonesia itu. Mungkin begitulah gambaran kecil ketika akan menyambut bulan yang penuh hikmah itu. Kenangan itu membuatku terasa begitu indah ketika kami masih di Indonesia. suara-suara alquran terdengar indah  ketika malam hari di sudut toa-toa masjid atau mushollah. Pagi harinya pun tak kalah ramainya  dengan suara tausyiah para ustad-ustad.

kini suasana pun terlihat begitu berbeda ketika pertama saya merasakan di negri perantauan itu. Malam hari yang biasanya mendengar suara-suara toa di masjid, maka terlihat sepi . pagi nya pun sehabis solat fajar sepi juga. serasa seperti hari-hari biasa bulan ramadhan di sini. namun begitulah seperti dalam kenyataan nya.

untuk masalah waktu pun agak berbeda jauh dengan di indonesia, buka puasa yang biasanya di indonesia jam 18.00 maka berbeda jauh dengan di negri ibnu kholdun itu, sekitar jam 20.00 kita baru bisa berbuka puasa ditambah dengan suhu udara yang amat panas. saya pun harus ekstra keras untuk menahan haus dan lapar. salat tarawihnya pun selesai bisa sampai jam 23.00. ya lumayan begitu cape lah. namun kami lakukan dengan senang hati.


Selasa, 17 Juli 2012

terkatdang sesuatu yang enak itu selalu bisa menjadikan kita lalai akan pembeerian nkmat tersebut naun kadang kita tidak menyadari akan hal tersebut, mungkin hal itu wajar dikalangan manusia namun sebenarya akan betdampak sakral . oleh karena itu mari kita waspadai hal tersebut supaya kita tidak masuk golonga orang-orang yang merugi. dan nantinya kita bisa selalu menjadi hamba yang bersyukur.
begitulah gambaran hamba allah yang tidak ingat akan nikmat-nikmat