Sabtu, 10 Maret 2012

PERTEMUAN ANGGOTA DPR DAN WNI DI TUNISIA

              Layaknya seperti singa yang selalu ditakutin oleh kampungnya namun di adalah tak lebih dari seekor kambing ompong yang ingin selalu menunjukan kehebatannya dia antara para pengikut-pengikut setianya.di setiap mencari mangsanya selalu menggembar-gemborka kepada kampungnya nih saya adalah penguasa kalian yang pantas untuk kau sembah diriku, yah, tak lain itulah hegomini tentang kambing ompong yang mengaku dirinya singa yang selalu ditakuti oleh stiap mangsanya. mau berlebihan atau tidak bukan urusanmu tapi ini urusanku yang tak lebih dari seekor anjiang kehausan dalam padang pasir yang panas.
             mungkin ini adalah sebuah gambaaran buat para wakil rakyatku yang selalu unjuk gigi dan selalu bersumpah dengan mengiringi atas nama tuhan. nampanya ini menjadi hal yang lumrah dikalangan mereka yang sebagian besar hidupnya dicurahkan untuk duduk  bersantai2 di dalam ruangan ber-AC, dengan disandingi kursi-yang empuk yang bisa mereka rasakan setiap saatnya tanpa memikirkan rakyat yang bergelantungan di jembatan-jembatan bisu itu. sebuah gambaran inilah yang bisa kita rasakan dengan keadaan kita sekarang ini.salah benarnya ini sebuah realita dari hiruk pikuknya negara terkaya di jagat alam ini.
            setidaknya goresan ini mewakili secuil dari yang terbanyak dari pertemuan warga indonesia yang ada ditunisia saat kedatangan anggota DPR RI di KBRI tunisia, tepatnya pukul 19.30 waktu setempat, dimulainya acara tersebut semua perserta termasuk anggota DPR tersyahdu mendengar paparan perjuangan anggota KBRI tunis saat menjelang evakuasi di dua negara itu (libya dan tunisia) sampai mereka berhasil menyelamatkan warganya dihiruk pikuknya pertumpah darahan tanpa satu orang pun menjadi korban para penembak dan pengebom yang tidak jitu itu. layaknya seorang anak yang sedang mencari ibunya yang  hilang yang ahirnya anaknya ditemukan oleh seorang ibunya. yah ini adalah sebuah paparan wakil dari pak dubes tunisia sampai begitu terkagumya para tamu itu.
             menginjak acara kedua betapa lihainya mulut anggota DPR itu dengan begitu lembutnya dan omonganya sehingga menyihir semua pendengar sambil tercenguk2 lehernya. sungguh sopan sekali mereka menuturkan kata-katanya sembari menerangkan dan menceritakan tentang keadaan sebenarnya didalam tubuh DPR itu.
        Yah, mungki tidak heran bagiku mendengarkan sebuah ocehan-ocehan itu, dikiranya kami tahu tapi sebenarnya kam lebih paham apa yang engkau tau. tapi yah   begitulah ucapan adalah ucapan yamg tidak bisa dimakan dan dirasakan manis pahitnya dalam lidah.
menginjak acara ketiga para penonton-penonton yang sedang menonton DPR yang sedang duduk enaknya duduk dikursi sambil mencicipi nikmatnya makanan khas indonesia itu. Sebuah pertanyaan-pertanyaan pun mulai penonton lemparkan kepada mereka tak satupun unek-unek kami yang tak terocehkan kepada mereka. satu persatu pertanyaan itu muncul dari mulut-mulut mereka denga berbagai macam problematika pendidikan,ekonomi,kemanusiaan.Ah,, rasanya bukan DPR kalau mereka tidak bisa menjawab pertanayaan semua itu. dengan begitu enaknya dan begitu optimisnya layaknya mbah dukun yang pandai dengan mantra-mantranya. Satu pemahaman saya  yang tak bakalan saya lupakan dari mulut DPR itu, mereka lebih banyak mendiskusikan masalah-masalah dan merombak  UUD dibandingkan dengan sosialisasi dari sebuah kebijakan-kebijakan itu.
            Detik berjalan dengan istiqomahnya sampai pukul  22.00 tak terasa kami lewati sampai selesailah acara pertemuan kita dengan para anggota dewan DPR itu yang berjumlah 6 orang wanita. sabil foto-foto untuk mengenang momentum yang langka ini.



TUNISIA, 10 MARET 2012.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar